Virgin Coconut Oil (VCO) Bermanfaat untuk Kesehatan

Statistik menunjukkan adanya peningkatan permintaan terhadap virgin coconut oil (VCO) selama beberapa dekade terakhir. Alasan peningkatan tersebut salah satunya karena meningkatnya kesadaran dan pengalaman konsumen mengenai manfaat VCO bagi kesehatan.1 Yuk kita bahas apa itu VCO dan apa manfaatnya bagi kesehatan.

Sumber Gambar: Freepik

Definisi VCO

Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI), VCO adalah minyak yang didapat dari buah kelapa (Cocos nucifera L.) tua yang segar dan diproses dengan cara diperas dengan atau tanpa penambahan air, tanpa pemanasan atau pemanasan tidak lebih dari 60°C. Produk ini  aman dikonsumsi manusia.2

Perbedaan VCO dengan minyak kelapa lainnya

Perbedaan proses pembuatan VCO dengan minyak kelapa RBD menghasilkan minyak dengan karakteristik yang cukup berbeda. VCO mengalami pemrosesan minimal dan mempertahankan rasa serta aroma kelapa yang ringan (mild). Sementara itu, minyak kelapa RBD yang mengalami pemprosesan lebih lanjut pada dasarnya tidak memiliki rasa atau bau.3

Virgin coconut oil (VCO) dibuat dari buah kelapa segar yang sudah matang. Minyak dari buah kelapa tersebut dihasilkan secara mekanis (misalnya dengan ditekan/pressed) menggunakan bantuan mesin maupun alami, dengan atau tanpa penggunaan panas, serta tanpa melalui pemurnian kimiawi.1,4 Beberapa cara untuk memurnikan VCO adalah dicuci menggunakan air, diendapkan, disaring, dan disentrifugasi saja.1,5

Bahan baku VCO berbeda dari kebanyakan minyak kelapa komersil yang dibuat dari copra. Copra adalah daging buah kelapa yang telah dikeringkan. Copra bisa dikeringkan dengan cara menggunakan asap, dikeringkan menggunakan sinar matahari, dibakar dalam tungku, atau kombinasi ketiganya. Sebagan besar copra dikeringkan dengan cara yang kurang bersih, yaitudikeringkan di bawah sinar matahari di udara terbuka, sehingga dapat terpapar serangga dan jamur. Akibat pemrosesan copra tersebut, maka minyak kelapa dari copra perlu diolah lagi agar aman untuk dikonsumsi. Standar produk akhir minyak kelapa yang terbuat dari copra adalah minyak kelapa Refined Bleached Deodorized (RBD) yang artinya telah dibersihkan, diberi pemutih, dan dihilangkan bau-nya. Metode tersebut menggunakan pemanasan dan zat kimia.6

Kandungan VCO

VCO merupakan sumber lemak. Dalam satu sendok makan VCO, terkandung 130 kkal energi dan 14 g lemak total.7 VCO mengandung berbagai asam lemak yaitu 8:

Asam lemakKategori asam lemakKandungan (%)
Caprylic acid (asam kaprilat)Jenuh, rantai menengah8.05
Capric acid (asam kaprat)Jenuh, rantai menengah5.42
Lauric acid (asam laurat)Jenuh, rantai menengah45.51
Myristic acid (asam miristat)Jenuh, rantai panjang19.74
Palmitic acid (asam palmitat)Jenuh, rantai panjang7.83
Stearic acid (asam stearat)Jenuh, rantai panjang3.14
Oleic acid (asam oleat)Tidak jenuh tunggal4.70
Linoleic acid (asam linoleat)Tidak jenuh ganda1.88
Arachidic acid (asam arakidat)Jenuh, rantai panjang0.086

Seperti karakteristik minyak kelapa pada umumnya, sebagian besar asam lemak di dalam VCO adalah asam lemak jenuh. Namun VCO juga mengandung sejumlah asam lemak tidak jenuh. VCO mengandung asam lemak dengan persentase yang mirip dengan minyak kelapa dari copra, yaitu sebagian besar adalah asam lemak rantai sedang.9

Di samping asam lemak, VCO juga mengandung asam fenolat dan fitosterol. Asam fenolat dan fitosterol adalah molekul bioaktif pada tumbuhan yang dapat memberi manfaat bagi kesehatan.10,11 Sebenarnya minyak kelapa secara umum mengandung zat bioaktif namun sebagian besar zat bioaktif tersebut akan menjadi tidak aktif saat minyak kelapa diekstraksi dengan cara tradisional, yaitu dari copra yang telah terpapar suhu tinggi.9 Oleh karena dalam proses pembuatannya VCO tidak menggunakan panas atau hanya dengan panas yang minimal, maka  kandungan zat bioaktif dalam VCO menjadi lebih tinggi bila dibandingkan dengan kandungan pada minyak kelapa dari copra.

Kandungan fitosterol total pada VCO adalah 8,7 mg/kg minyak, sama dengan kandungan pada minyak kelapa.12 Berikut adalah kandungan asam fenolat pada VCO dibandingkan dengan minyak kelapa.13

Asam fenolatKandungan dalam VCO (mg/kg minyak)Kandungan dalam minyak kelapa RBD (mg/kg minyak)
Protocatechuic acid0,16
Vanillic acid2,08
Caffeic acid0,12
Syringic acid0,45
Ferulic acid5,091,39
p-Coumaric acid0,751,68

VCO dan kesehatan

Kandungan asam lemak rantai sedang (terutama asam laurat), asam fenolat, dan fitosterol senyawa pada VCO membuat minyak tersebut memiliki manfaat bagi kesehatan.1 Berikut adalah beberapa manfaat kesehatan dari VCO:

  1. Antibakteri dan antivirus
    VCO mengandung asam laurat dan asam lemak rantai sedang lainnya yang memiliki fungsi sebagai anti-mikroba untuk melawan virus dan bakteri.14,15 Penelitian oleh Widianingrum et al menunjukkan bahwa VCO dapat menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus (bakteri penyebab infeksi)dengan cara merusak dinding sel bakteri tersebut dan meningkatkan ketersediaan sel imun fagosit (sel imun yang “menelan” mikroorganisme dan zat asing untuk melindungi tubuh).16 Penelitian oleh Shilling et al juga menunjukkan bahwa asam lemak rantai sedang dari VCO dapat menghambat pertumbuhan Clostridium difficile (bakteri penyebab infeksi di usus besar).17
    Penelitian oleh Suryani et al menunjukkan bahwa VCO mengandung lebih banyak asam laurat dan bakteri asam laktat dibandingkan dengan minyak kelapa dan minyak kelapa sawit. Bakteri asam laktat dapat membunuh patogen atau kuman dan bakteri. Asam laurat pada VCO adalah yang paling tinggi (54,06%) dibandingkan dengan minyak kelapa (0,45%) dan minyak kelapa sawit (0%).18 Asam laurat akan diubah oleh tubuh menjadi monogliserida yang memiliki sifat antivirus, antibakteri, dan anti-jamur, sehingga bermanfaat untuk sistem imun.19
    Asam laurat menunjukkan aktivitas anti-virus dengan cara menekan pematangan virus yang memiliki selubung di bagian luar (enveloped viruses).1 Penelitian oleh Widhiarta menunjukkan bahwa suplementasi VCO 3×15 ml sehari selama 6 minggu meningkatkan konsentrasi limfosit T CD4+ (menandakan fungsi imun) pada pasien HIV.20
  2. Antioksidan
    Apa itu antioksidan dan bagaimana mekanisme kerjanya di dalam tubuh? Yuk, baca Netralkan Stres Tubuh dengan Antioksidan. Senyawa dalam VCO, termasuk antioksidan adalah berbagai asam fenolat.13,21,22 Penelitian oleh Marina et al menemukan bahwa VCO menunjukkan kapasitas antioksidan yang lebih baik dibandingkan minyak kelapa RBD.13
  3. Perbaikan profil lipid (lemak)
    Sebuah penelitian oleh Chinwong et al  menunjukkan bahwa asupan 30 mL VCO pada orang dewasa muda yang sehat dapat meningkatkan kadar kolesterol high-density lipoprotein (HDL). Penelitian tersebut menyatakan bahwa kemungkinan penyebab hasil yang didapatkan adalah karena tingginya proporsi asam laurat dan asam miristat pada VCO.23 Kolesterol HDL atau sering disebut “kolesterol baik” berfungsi mengangkut kolesterol dari jaringan tubuh kembali ke hati untuk diolah atau dikeluarkan dari tubuh. Semakin sedikit perbedaan kadar HDL dengan LDL, atau jika kadar HDL >60 mg/dL, maka semakin baik. Kolesterol LDL atau sering disebut sebagai “kolesterol jahat” berfungsi membawa kolesterol ke sel tubuh. Kolesterol tersebut berpotensi menyebabkan terbentuknya plak (tumpukkan lemak) pada pembuluh arteri yang dapat menyebabkan masalah kesehatan.
    VCO mengandung fitosterol yang memiliki struktur mirip dengan kolesterol dan dapat menurunkan kolesterol darah dengan mengganggu atau menghalangi penyerapan kolesterol di dalam tubuh.24

Apakah VCO boleh diminum secara rutin?

Melihat potensi manfaat VCO bagi kesehatan, beberapa orang memilih untuk mengonsumsi meminum VCO secara rutin. Apakah VCO boleh diminum? Saat ini, penelitian mengenai manfaat rutin meminum VCO masih terbatas dan diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai hal tersebut, terutama pada manusia. Beberapa penelitian yang dipaparkan pada artikel ini juga memberi VCO pada responden penelitian selama jangka waktu tertentu saja. Namun, jika ingin mengonsumsi VCO, perlu diperhatikan bahwa VCO juga merupakan sumber lemak dan kandungan diantaranya merupakan lemak jenuh.

Dalam satu sendok makan VCO terkandung 14 g lemak total.7 Ingat bahwa asupan lemak dalam sehari perlu tetap sesuai dengan anjuran Kementerian Kesehatan RI, yaitu maksimal 67 gram/orang/hari atau setara lemak 5 sendok makan/orang/hari. Konsumsi lemak melebihi jumlah tersebut, sekalipun dari VCO dapat membuat asupan lemak berlebih dan menimbulkan risiko kenaikan berat badan yang tidak diinginkan, tekanan darah tinggi, diabetes, serangan jantung dan stroke.25 Sementara itu, asupan lemak jenuh perlu dibatasi kurang dari 10% dari asupan energi total sesuai kebutuhan masing-masing.26

Apakah VCO bisa menurunkan kadar glukosa (gula) dalam nasi?

Penelitian oleh Suharyanto dan Dianto menunjukkan bahwa penambahan VCO saat menanak nasi putih dapat menurunkan kadar glukosa.27 Sejalan dengan hasil tersebut, penelitian oleh Manik dan Herlianawati menunjukkan bahwa nasi merah dalam rice cooker yang ditambahkan VCO 5% memiliki kadar glukosa paling rendah dibandingkan yang tanpa penambahan VCO.28 Namun, seperti yang telah kita ketahui bahwa VCO mengandung kalori, yaitu 130 kkal per satu sendok makan, maka penambahan VCO ke dalam nasi akan menambah total kalori dari setiap centong nasi. Oleh karena itu, cara terbaik untuk mengontrol asupan glukosa dari nasi adalah dengan memilih nasi yang kaya akan serat (misalnya nasi merah) dan menyesuaikan porsi dengan kebutuhan kalori harian bukan semata-mata dengan menambahkan VCO dan bisa dimakan sepuasnya karena kadar glukosanya menurun

Pada intinya, kandungan zat dalam VCO dapat memberikan manfaat untuk kesehatan. Akan tetapi, perlu diingat bahwa konsumsi VCO secara bijak atau tidak berlebihan. Maka dari itu, berkonsultasilah dengan ahli gizimu untuk mengetahui  kebutuhan energi & zat gizi harianmu sehingga  VCO yang kamu konsumsi tidak membuat asupan lemak atau kalori total menjadi berlebihan.

Editor: Wahyu Kurnia Yusrin Putra, SKM, MKM

Dietela Quiz

Referensi

  1. Adkins S, Foale M, Bourdeix R, et al. (eds). Coconut biotechnology: Towards the sustainability of the ‘Tree of life’. Cham: Springer Nature Switzerland AG, 2020. Epub ahead of print 2020. DOI: 10.1007/978-3-030-44988-9/COVER.
  2. Badan Standardisasi Nasional. SNI 7381:2008 – Minyak Kelapa Virgin (VCO). Jakarta, 2008.
  3. Fife B. The Coconut Miracle Cookbook: Over 400 Recipes to Boost Your Health with Nature’s Elixir. New York: Penguin Group, 2014.
  4. Grumezescu AM, Holban AM (eds). Therapeutic, Probiotic, and Unconventional Foods. Massachusetts: Academic Press, 2018. Epub ahead of print 2018. DOI: 10.1016/C2017-0-02029-3.
  5. Codex Alimentarius. Standard for Named Vegetable Oils: CXS 210-1999. 2015.
  6. Romli M. Cleaner Production In The Manufacturing Of Virgin Coconut Oil. In: Proceedings of Bogor Agricultural University’s seminars. IPB (Bogor Agricultural University), 2009.
  7. United States Department of Agriculture. FoodData Central: Virgin Coconut Oil, https://fdc.nal.usda.gov/fdc-app.html#/food-details/1023737/nutrients (2020, accessed 11 November 2022).
  8. Nevin KG, Rajamohan T. Virgin coconut oil supplemented diet increases the antioxidant status in rats. Food Chem 2006; 99: 260–266.
  9. Nampoothiri KUK, Krishnakumar V, Thampan PK, et al. (eds). The coconut palm (Cocos nucifera L.) – Research and development perspectives. Singapore: Springer Singapore, 2018. Epub ahead of print 2018. DOI: 10.1007/978-981-13-2754-4/COVER.
  10. Al Jitan S, Alkhoori SA, Yousef LF. Phenolic Acids From Plants: Extraction and Application to Human Health. Stud Nat Prod Chem 2018; 58: 389–417.
  11. Gylling H, Simonen P. Phytosterols, Phytostanols, and Lipoprotein Metabolism. Nutrients 2015; 7: 7965–7977.
  12. Rajan RGR, Kumar PKP, Krishna AGG. Tocopherols and phytosterols content of coconut oil blends prepared for coconut oil consumers and non-coconut oil consumers. Indian Coconut J 2010; 53: 16–20.
  13. Marina AM, Che Man YB, Nazimah SAH, et al. Antioxidant capacity and phenolic acids of virgin coconut oil. Int J Food Sci Nutr 2009; 60 Suppl 2: 114–123.
  14. Matsue M, Mori Y, Nagase S, et al. Measuring the Antimicrobial Activity of Lauric Acid against Various Bacteriain Human Gut Microbiota Using a New Method. Cell Transplant 2019; 28: 1528.
  15. Huang CB, Alimova Y, Myers TM, et al. Short- and medium-chain fatty acids exhibit antimicrobial activity for oral microorganisms. Arch Oral Biol 2011; 56: 650.
  16. Widianingrum DC, Noviandi CT, Salasia SIO. Antibacterial and immunomodulator activities of virgin coconut oil (VCO) against Staphylococcus aureus. Heliyon 2019; 5: e02612.
  17. Shilling M, Matt L, Rubin E, et al. Antimicrobial effects of virgin coconut oil and its medium-chain fatty acids on Clostridium difficile. J Med Food 2013; 16: 1079–1085.
  18. Suryani S, Sariani S, Earnestly F, et al. A Comparative Study of Virgin Coconut Oil, Coconut Oil and Palm Oil in Terms of Their Active Ingredients. Process 2020, Vol 8, Page 402 2020; 8: 402.
  19. Rethinam P. The coconut palm (Cocos nucifera L.) – Research and development perspectives. In: Nampoothiri KUK, Krishnakumar V, Thampan PK, et al. (eds) The Coconut Palm (Cocos nucifera L.) – Research and Development Perspectives. Singapore: Springer Singapore, 2018. Epub ahead of print 15 February 2018. DOI: 10.1007/978-981-13-2754-4.
  20. Widhiarta KD. Virgin Coconut Oil for HIV – Positive People. Coconut Res Dev J; 32. Epub ahead of print 2016. DOI: 10.37833/CORD.V32I1.46.
  21. Ghani NAA, Channip AA, Chok Hwee Hwa P, et al. Physicochemical properties, antioxidant capacities, and metal contents of virgin coconut oil produced by wet and dry processes. Food Sci Nutr 2018; 6: 1298.
  22. Wiyani L, Rahmawati, Aladin A, et al. Antioxidant activity of Virgin Coconut Oil and Virgin coconut Oil Emulsion. Syst Rev Pharm 2020; 11: 973–976.
  23. Chinwong S, Chinwong D, Mangklabruks A. Daily Consumption of Virgin Coconut Oil Increases High-Density Lipoprotein Cholesterol Levels in Healthy Volunteers: A Randomized Crossover Trial. Evid Based Complement Alternat Med; 2017. Epub ahead of print 2017. DOI: 10.1155/2017/7251562.
  24. Whitney E, Rolfes SR. Understanding nutrition. 15th ed. Boston: Cengage Learning, 2019.
  25. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2013 Tentang Pencantuman Informasi Kandungan Gula, Garam, Dan Lemak serta Pesan Kesehatan untuk Pangan Olahan dan Pangan Siap Saji.
  26. Raymond JL, Morrow K. Krause and Mahan’s food & the nutrition care process. 15th ed. London: Elsevier, 2021.
  27. Suharyanto S, Dianto R. Pemanfaatan VCO (Virgin Coconut Oil) sebagai Bahan Penurun Kadar Glukosa pada Nasi Sebagai Makanan Penderita Diabetes Melitus. J Kesehat Kusuma Husada 2019; 122–126.
  28. Manik ME, Herlinawati H. Analysis of the Utilization of VCO as a Glucose Level Reducing Material in Brown Rice Using a UV-VIS Spectrophotometer. Indones J Chem Sci Technol 2021; 4: 11–14.