FAQ
Tentang BB Stuck
Dijawab oleh Ahli Gizi Dietela
Maryulni Grace, S.Gz, R.D.
Mengalami fase berat badan yang “stuck” pada saat menurunkan berat badan adalah hal yang normal. Hal ini dikarenakan adanya penyesuaian / adaptasi yang dilakukan tubuh dari perubahan asupan dan pengeluaran energi yang dilakukan. Tubuh mengalami penurunan laju metabolisme basal ketika kita mengalami penurunan berat badan, yang kemudian menurunkan pengeluaran energi untuk menyesuaikan pengurang asupan yang kita lakukan. Sehingga, tubuh akan menghentikan atau menurunkan laju penurunan berat badan.
Beberapa hal yang perlu kembali dievaluasi pada masa mengalami BB Stagnan adalah apakah pengaturan pola makan dan olahraga ini, juga diatur bersamaan atau disesuaikan dengan perubahan berat badan? Selain itu, kebiasaan dan pola hidup lainnya seperti aktivitas sehari-hari yang bukan olahraga. Untuk mempertahankan terus berlangsungnya penurunan berat badan, kita dianjurkan tetap aktif bergerak, sembari melakukan pengaturan asupan harian yang disesuaikan dengan perubahan berat badan.
Pengaturan makan dan aktivitas fisik dapat menurunkan berat badan, namun penurunan berat badan tidak hanya terkait hal tersebut. Terdapat faktor biological, behavioral, dan psychological yang berbeda setiap orang, sehingga strategi yang digunakan harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi individu. Kebutuhan dan kondisi yang personalized ini, membuat strategi atau metode yang digunakan juga dapat personalized. Melakukan konsultasi dengan Ahli Gizi dapat membantu kita untuk menentukan strategi dan goals yang tepat. Ahli Gizi akan mengkaji kebutuhan dan kondisi kita, menganalisis masalah yang terjadi, lalu kemudian bersama-sama menentukan strategi yang tepat.
Sama halnya dengan berat badan yang stuck, bagaimana pola makan dan olahraga juga mempengaruhi lemak tubuh. Lemak adalah cadangan makanan, tidak hanya dari makanan sumber lemak, karbohidrat dan protein juga mempengaruhi lemak tubuh. Jika pola makan sudah disertai dengan olahraga yang tepat, saat asupan karbohidrat mengalami pengurangan, tubuh dapat menggunakan cadangan dari lemak untuk menghasilkan energi, serta mengonsumsi makan tinggi protein juga dapat menurunkan lemak tubuh
Pemilihan sumber atau jenis makanan juga mempengaruhi, semakin kompleks jenis, tubuh akan semakin banyak menggunakan energi untuk mengolah makanan tersebut. Hal ini termasuk dengan jenis lemak yang dikonsumsi, jenis lemak yang baik dapat membantu menurunkan lemak tubuh, mengurangi rasa lapar, meningkat metabolisme, serta menstimulasi hormon-hormon yang memiliki fungsi penting bagi tubuh. Selain itu, konsumsi air putih dan tidur yang cukup akan membantu meningkatkan metabolisme, yang juga dapat menurunan lemak tubuh. Pada kondisi ini, kita sebaiknya mendiskusikan pengaturan pola makan dan olahraga bersama Ahli Gizi. Ahli Gizi dapat membantu kita untuk menganalisis masalah atau kendala pada pengaturan pola makan, olahraga, dan hal-hal lainnya yang dapat berkaitan dengan kondisi body fat yang tidak mengalami penurunan ini.
Cepat atau tidaknya penurunan berat badan sangat dipengaruhi oleh metabolisme tubuh. Pengkajian kembali bagaimana pengaturan makan, pola hidup dan olahraga setelah diet sebelumnya adalah hal yang penting. Kemampuan tubuh kita untuk kembali menyesuaikan atau meningkatkan metabolisme, akan sangat bergantung dengan bagaimana pola hidup setelah diet selesai.
Setelah melakukan defisit kalori 500 – 600 kkal, dapat terjadi pengurangan berat badan 0,5 kg/minggu atay 2 kg/bulan. Penurunan berat badan ini biasanya akan terjadi pada satu bulan pertama, dan setelah itu akan melambat bahkan stuck karena tubuh mengalami adaptasi. Penurunan berat badan dapat terus terjadi pada 8-12 minggu melakukan defisit kalori, setelah masa tersebut berat badan dapat stuck dengan durasi yang berbeda-beda, dapat berminggu-minggu hingga berbulan-bulan. Meningkatkan durasi program penurunan berat badan dari 12 minggu menjadi lebih dari 12 minggu hingga 52 minggu, dapat meningkatkan penurunan berat badan dan memperbaiki kondisi kesehatan seperti nilai HBA1c dan konsentrasi gula darah puasa pada individu dengan diabetes serta menurunkan risiko penyakit-penyakit kardiovaskular.
Melakukan pengaturan porsi makan dengan membuat meal plan yang sesuai dengan kondisi (khususnya berat badan dan aktivitas fisik) terbaru serta melakukan berolahraga rutin akan membantu mengatasi BB yang stuck. Kualitas diet pun perlu diperhatikan, seperti konsumsi yang rendah pada makanan dengan gula tambahan dan highly processed food, serta mengonsumsi makanan tinggi serat.
Berat badan stuck adalah bagian dari perjalanan diet, dengan menerapkan diet dan olahraga yang diatur sesuai dengan perubahan tubuh dapat membantu kita untuk tidak terlalu lama berada di kondisi stuck ini. Selain mengubah pengaturan makan dan olahraga, kombinasi dengan adanya pendampingan Ahli Gizi dapat memberikan edukasi, motivasi, dan perubahan kebiasaan yang intensif dapat membantu mempertahankan perubahan berat badan dan manfaat kesehatan lainnya. Terus semangat untuk hidup sehat dan apresiasi usaha serta perubahan baik yang sudah dilakukan.
